Tiga Venus by Clara Ng

on Tuesday, September 6, 2011
Tiga Venus by Clara Ng

Okay, tanpa paksaan dan suka rela saya me review buku ini, dan jangan harap review normal *sejak kapan aku nulis dengan benar*.

Buku ini ceritanya saya pinjam dari teman yang tergila-gila dengan cerita dari Clara Ng. Buku sebelumnya saya lupa judulnya, memang telah membuat saya terpikat dengan penulis ini. Kalo tidak salah ini buku lama ya, hahaha tapi kelihatannya saya salah.


Jujur,
terlepas dari saya sangat menyukai karangan mbak Clara Ng, saya sangat menikmati ceritanya. Bagaimana penokohan yang sangat kuat, ya...saya terkagum-kagum dengan karakter tokohnya. Bahasa yang digunakan juga termasuk mudah dibaca.

Sebagai gambaran saja, buku ini menceritakan mengenai tiga sosok wanita dengan karakter yang berbeda-beda dan dengan masalah yang rumit juga. Pada satu ketika, mereka tertukar pikirannya. Bisa bayangkan betapa rumitnya ini cerita? hakakaka, jangan khawatir, ceritanya mudah dipahami kok. Pengarangnya sangat lihai sekali dalam cara menulisnya, hingga saya tak terlalu mempermasalahkan membayangkan membaca tiga isi kepala. Yang jelas buku ini kocak, sangat menyentuh, perempuan banget.

^_^ tuh kan, review nya nggak jelas. Yah, yang jelas saya mereview buku yang saya baca, saya sukai ceritanya dan saya rekomendasikan untuk dibaca. Dalam buku tiga venus ini, jelas banget bahasanya adalah bahasa wanita, pembahasannya pun seputaran wanita. Buku ini, membuat saya mengagumi sebuah "KESABARAN" yang jarang saya bisa dapatkan. Yah, kesabaran seorang ibu yang menghadapi dilematika hidup dan anak-anaknya. Kesabaran seorang guru dengan masalah rumitnya dan murid-muridnya yang kadang tidak respect kepadanya. Kesabaran seorang wanita karier yang menghadapi dinamika kerjanya dengan semangat untuk mencapai tujuan dengan usaha maksimal. Kesabaran yang ditunjukkan pula oleh seorang wanita yang maaf belum menikah meski usianya sudah tua menurut adat kita. Kesabaran yang ditunjukkan ibu rumah tangga yang hidup dalam tekanan, baik tekanan ekonomi, mertua *ini konsekuensi menikah*, atau tekanan anak. Kesabaran seorang janda yang dimata masyarakat kita itu maaf rendah.

Diantara sekian polemik, tetap ada cinta dan kasih sayang yang sangat melimpah yang sanggup mereka bagi kepada orang sekitarnya.

*kok nulis ku jadi beginiiiiii*

nb: thanks to lesmi yang telah meminjamkan bukunya Galeh kepadaku

nb: sebelumnya sudah di post di blog yang ini

0 comments:

Post a Comment